TENGGARONG- Dinas Ketahanan Pangan Kutai Kartanegara hadir memeriahkan Peringatan Hari Kesatuan Gerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (HKG PKK) yang ke-51 tahun 2023 di Kabupaten Kutai Kartanegara yang berlangsung sejak 18 hingga 23 Juli 2023.
Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Kutai Kartanegara, Ananias, menjelaskan, dalam pameran Hari Kesatuan Gerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (HKG PKK) yang ke-51 tahun 2023 kali ini mengusung tema “Pengembangan Pangan Lokal”. Lantaran itu dalam pameran kali ini juga dimanfaatkan oleh Dinas Ketahan Pangan Kutai Kartanegara mensosilisasikan bahan pangan lokal tersebut.
“Yang kami tampilkan, pangan lokal tidak bergantung dari bahan beras dan terigu. Itu yang coba kita angkat dan sosialisasikan untuk dikonsumsi masyarakat. Sehingga pola konsumsi masyarakat itu bisa beragam, seimbang dan aman,” kata Ananias.
Dalam kehidupan masyarakat, selama ini kesehariannya sangat bergantung kepada bahan pangan beras dan terigu. Hal ini yang kemudian dari Dinas Ketahanan Pangan Kutai Kartanegara mencoba mengenalkan sumber bahan lain yang bisa dikonsumsi oleh masyarakat.
“Seperti yang bisa dilihat di sini, ada umbi-umbian, kemudian kacangan-kacangan serta ada produk olahan daun kelor. Sehingga bisa kita manfaatkan menjadi sumber pangan kita,” terangnya.
Di Kabupaten Kutai Kartanegara bahan lokal tersebut sangat tersedia dan bisa dikembangkan, sehingga tidak ada kendala.
“Bicara pangan lokal itu bahan pangan yang ada di sekitar kita, secara budaya dan secara kebiasaan itulah yang dikonsumsi masyarakat. Itu definisi tanam lokal. Jadi apa saja yang bisa dikonsusmsi dan yang ada di sekitar kita, bisa dikembangkan, sehingga kita tidak lagi tergantung kepada beras,” tandasnya.
Tidak hanya di situ, untuk mensosialisasikan dan mengenalkan kepada masyarakat. Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kutai Kartanegara mengadakan pelatihan pembinaan kepada tim penggerak PKK sampai tingkat desa. Hal ini sudah dilakukan di dua puluh kecamatan yang ada di Kabupaten Kutai Kartanegara.
“Selain mengadakan sosialisasi dan pembinaan kita juga mengadakan festival. Dari festival itu kita adakan perlombaan, sehingga kita bisa melihat yang mana lebih kreatif dan edukatif,” katanya.
Dalam pameran tersebut terlihat berbagai olahan pangan dari bahan non beras dan terigu seperti; kripik tempe, tempe medoan, kue kering dari sagu, mei kering dari bahan singkong, gula aren, sambal cabe dan ada puding dari daun kelor. Semuanya terkemas rapi lengkap dengan logo halal.
“Semua ini hasil binaan dari Dinas Ketahanan Pangan Kutai Kartanegara. Yang mana dimaksudkan tidak hanya mulai dari pengembangan dan pengolahan, akan tetapi sampai ke produk yang bisa dipasarkan,” ungkap Masrina, Subkor Dinas Ketahan Pangan Kutai Kartanegara.
“Kami bantu pengembangan mulai dari pengolahn, membuat kemasan sampai pada mengurus perizinan. Semua itu produk terbuat dari olahan pangan lokal,” terangnya.
Yang menarik dan menjadi catatan penting semua tanaman pangan lokal tersebut, ditanam tidak menggunakan pestisida dan pupuk organik melainkan menggunakaan pupuk non organik. Seperti menggunakan pupuk kandang dan menggunakan tanaman serai untuk mengusir hama penggangu. #
Reporter: Fathur | Editor: Wong