TENGGARONG-Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) ditetapkan sebagai lokus penurunan stunting pada tahun 2019. Tanpa terasa sudah lima tahun kita melakukan konvergensi upaya penurunan stunting dan telah merasakan berbagai tantangan dan hambatan dalam upaya melakukan integrasi penurunan stunting.
Integrasi dan konvergensi berbagai sektor dalam penurunan stunting ternyata bukan hal yang mudah untuk dilakukan namun kita terus berupaya melakukan perbaikan baik dari sisi struktur maupun prosesnya karena hal ini merupakan salah satu prioritas dalam pembangunan Kutai Kartanegara.
“Untuk itu saya sampaikan target pemerintah terhadap penurunan stunting tahun 2024 sebesar 14 persen. Untuk itulah perlu secara rutin kita melakukan upaya monitoring dan evaluasi secara berkala dan melakukan perbaikan terus menerus melalui siklus plan-do-check-action (PDCA) secara simultan,” kata Bupati Kukar Edi Damansyah dalam sambutan dibacakan Sekda Kukar Sunggono yang juga Ketua Tim Penurunan Penanggulangan, Pencegahan Stunting (TPPS) dalam Rembuk Stunting diselenggarakan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), Kamis (9/11/2023) di Ruang Serbaguna Bappeda, Tenggarong.
Dikatakan Sunggono, melalui Peraturan Presiden (PP) nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, optimalisasi pencegahan stunting dilakukan melalui strategi pendekatan keluarga. Setiap keluarga yang mempunyai risiko stunting dilakukan pendampingan oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang terdiri dari bidan, kader PKK dan Kader KB.
“Struktur terkecil TPK ini didukung secara berjenjang oleh Tim Pencegahan Penurunan Stunting (TPPS) mulai dari desa/kelurahan, kecamatan hingga tingkat kabupaten, bahkan melibatkan sektor swasta sesuai dengan tugas pokok dan ruang lingkup fungsinya masing-masing,” tambah Sunggono.
Lebih jauh, amanat PP nomor 72 tahun 2021 tersebut lebih berfokus pada aspek promotif dan preventif, yang dilakukan melalui intervensi spesifik maupun sensitif untuk mencegah terjadinya stunting dengan melakukan pendataan, penyampaian informasi serta pemberian edukasi upaya pencegahan stunting.
Diharapkan Sunggono, Rembuk Stunting yang kita laksanakan ini membawa hasil yang positif bagi kita semua terutama dalam rangka mendesain intervensi dalam melakukan konvergensi.
“Desa yang telah menjadi lokus stunting pada tahun-tahun sebelumnya harus tetap meneruskan kegiatan penurunan stunting di masing-masing desa. Dan para Camat agar dapat terus mendorong dan memotivasi Kepala Desa dalam melakukan upaya konvergensi penurunan stunting secara konsisten,” tekan Sunggono.#Adv/hkh