Bayang-bayang Krisis Kesehatan di Kaltim: Dokter Jarang, Warga Terpencil Terlantar

SAMARINDA – Di tengah pesatnya pembangunan di Kalimantan Timur (Kaltim), sebuah bayang-bayang krisis kesehatan mengintai. Masalah distribusi tenaga medis, khususnya dokter, masih menjadi momok bagi masyarakat, terutama di daerah terpencil.

Anggota DPRD Kaltim, Andi Satya Adi Saputra, menyuarakan keprihatinan ini. Ia mengungkapkan bahwa jumlah dokter di Kaltim masih jauh dari ideal. Data menunjukkan bahwa Kaltim membutuhkan sekitar 4.000 dokter, namun saat ini hanya tersedia sekitar 2.000 orang.

Ketimpangan ini semakin terasa di daerah terpencil. Dokter-dokter cenderung berkumpul di kota besar seperti Samarinda, Balikpapan, dan Bontang, sementara daerah-daerah terpencil kekurangan tenaga medis yang sangat signifikan.

Andi Satya menunjuk kesejahteraan sebagai salah satu pendorong ketimpangan ini. Dokter lebih tertarik bertugas di kota besar karena fasilitas yang lebih baik dan insentif yang lebih menarik, seperti gaji tinggi dan peluang karier serta jenjang.

“Pemerintah harus serius memikirkan solusi untuk menarik minat dokter bertugas di daerah terpencil,” tegas Andi Satya.

“Menerapkan insentif tambahan adalah langkah penting, tetapi kita juga perlu fokus pada pencetakan dokter lokal. Program pendidikan gratis bagi putra-putri daerah dapat menjadi solusi jangka panjang untuk memastikan lebih banyak dokter siap mengabdi di kampung halaman mereka.”

Ia menekankan bahwa akses kesehatan yang layak adalah hak semua warga, termasuk yang tinggal di wilayah terpencil. “Pemerintah daerah harus segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi masalah ini,” tambahnya. #

Reporter: Fathur | Editor: Wong | ADV DPRD Kaltim

Share Post
Andi Satya Adi SaputraDPRD Kaltim
Comments (0)
Add Comment