Akses Jalan dan Air Bersih Jadi Sorotan Utama di Kutai Barat dan Mahakam Ulu

SAMARINDA – Kondisi infrastruktur yang buruk terus menjadi keluhan utama warga di Kabupaten Kutai Barat (Kubar) dan Mahakam Ulu (Mahulu), Kalimantan Timur. Persoalan ini mencuat dalam kegiatan reses yang dilakukan Yonavia, anggota DPRD Kalimantan Timur, di daerah pemilihannya. Dua isu utama, yaitu akses jalan yang minim pengerasan dan keterbatasan distribusi air bersih, disebut menjadi hambatan serius bagi kesejahteraan masyarakat di kedua wilayah tersebut.

Mengenai krisis infrastruktur jalan di Kubar dan Mahulu, Yonavia mengungkapkan, akses jalan yang menghubungkan Kutai Barat dengan Mahakam Ulu sebagian besar masih berupa jalan tanah. Ketika musim hujan tiba, jalan ini berubah menjadi lumpur, menghambat pergerakan kendaraan dan aktivitas warga.

“Jalan penghubung antara Kutai Barat dan Mahakam Ulu sering tidak bisa dilalui saat hujan deras. Kondisi ini menghambat distribusi barang dan mempersulit masyarakat untuk mendapatkan akses ke pasar, sekolah, dan fasilitas kesehatan,” jelas Yonavia.

Ia menambahkan bahwa masyarakat di dapilnya mendesak adanya pengerasan jalan dalam waktu dekat. Kondisi jalan yang buruk, menurutnya, bukan hanya memperlambat transportasi, tetapi juga berdampak langsung pada perekonomian warga.

Seorang warga Mahulu, Suryanto (45), mengeluhkan hal serupa.

“Kalau hujan, kami seperti terisolasi. Barang kebutuhan sulit masuk, harga naik, dan kami harus menunggu lama untuk mendapat pasokan,” ungkapnya.

Air Bersih, Tantangan Berat di Daerah Pegunungan

Selain jalan, distribusi air bersih juga menjadi permasalahan krusial. Banyak wilayah di Mahakam Ulu, khususnya di daerah pegunungan, belum terjangkau layanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

“Di Mahulu, warga di pegunungan masih bergantung pada air hujan atau sumber mata air alam. Namun, ketersediaan air sering tidak mencukupi, terutama saat musim kemarau,” papar Yonavia.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Mahakam Ulu, sekitar 60% warga di daerah terpencil masih belum terlayani air bersih dari PDAM. Situasi ini menyebabkan masyarakat menghabiskan lebih banyak waktu dan biaya untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari.

Dukungan Pemerintah Daerah dan Harapan Warga

Yonavia berkomitmen untuk memperjuangkan dua isu ini di tingkat provinsi. Ia menyatakan akan bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk memastikan pembangunan infrastruktur jalan dan peningkatan layanan air bersih.

“Kami sudah mendiskusikan hal ini dengan pemangku kebijakan di provinsi. Perbaikan infrastruktur akan menjadi prioritas utama. Harapan kami, dengan adanya peningkatan jalan dan distribusi air, masyarakat di Kubar dan Mahulu bisa menikmati kehidupan yang lebih baik,” tegasnya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kalimantan Timur, melalui wawancara terpisah, menyebutkan bahwa pemerintah telah mengalokasikan anggaran untuk pembangunan jalan di wilayah perbatasan, termasuk Kubar-Mahulu. Namun, prosesnya membutuhkan waktu mengingat medan yang berat dan kondisi geografis yang menantang.

Suara Warga untuk Pemimpin Baru

Isu infrastruktur ini juga menjadi perhatian warga menjelang Pilkada Kalimantan Timur. Banyak warga berharap pemimpin terpilih nanti mampu memberikan solusi konkret terhadap masalah yang telah berlangsung bertahun-tahun.

“Siapa pun pemimpinnya nanti, yang penting pembangunan jalan dan air bersih ini jadi prioritas. Jangan cuma janji di masa kampanye,” ujar Nina, seorang pedagang di Kutai Barat.

Dengan perhatian pemerintah dan dorongan dari wakil rakyat seperti Yonavia, warga berharap persoalan infrastruktur di Kubar dan Mahulu segera teratasi. Infrastruktur yang memadai tidak hanya mempermudah aktivitas sehari-hari tetapi juga membuka peluang bagi kemajuan ekonomi di kawasan ini. #

Reporter: Fathur | Editor: Wong | ADV DPRD Kaltim

Share Post
DPRD Kaltim
Comments (0)
Add Comment