Ketua Komisi III DPRD Samarinda Bicara Banjir dan Longsor

1BANGSA.ID – Penanganan banjir dan longsor di Kota Samarinda menjadi sorotan serius Ketua Komisi III DPRD Samarinda, Deni Hakim Anwar.

Mengenai banjir, dalam sebuah momentum rapat dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Samarinda, Deni mengkritisi kapasitas drainase yang dinilai belum memadai untuk menampung curah hujan tinggi, yang rata-rata mencapai 100–135 milimeter per jam.

“Drainase kita saat ini belum bisa menampung hujan dengan intensitas ekstrem. Ini harus jadi perhatian bersama,” kata Deni kepada wartawan yang mewawancarainya.

Selain drainase, Deni juga menyoroti minimnya kolam retensi yang dibangun pengembang perumahan serta praktik pengupasan lahan masif yang memperparah risiko banjir dan longsor.

15 Longsor Terjadi Sejak 2024

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda, tercatat 15 peristiwa longsor di Kota Samarinda selama 2024 hingga pertengahan 2025. Lokasi longsor terbanyak berada di kawasan Sungai Dama, Gunung Lingai, Sambutan, dan sebagian Loa Janan Ilir, dengan dampak berupa kerusakan akses jalan, dinding penahan, hingga terowongan proyek pengendali banjir.

Deni menegaskan, kejadian longsor berulang seharusnya menjadi alarm bagi pemerintah untuk memperbaiki pengawasan teknis, terutama di area proyek infrastruktur rawan lereng.

Dia menyebut proyek terowongan yang sempat mengalami longsor.

Deni menegaskan, keselamatan masyarakat harus menjadi prioritas dalam setiap proyek penanganan banjir dan longsor.

“Yang namanya keselamatan itu di atas segalanya. Kami di DPRD ingin memastikan, apapun yang dilakukan pemerintah, harus mengutamakan keselamatan warga dulu,” tegas Deni.

Ke depan, DPRD Samarinda berjanji akan terus mengawal penanganan banjir dan longsor, termasuk mendesak Pemkot agar transparan dalam menyampaikan titik-titik rawan longsor dan banjir agar dukungan anggaran bisa tepat sasaran.

Data terbaru dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat setidaknya tiga peristiwa banjir besar sejak Januari hingga Mei 2025, dengan kondisi paling parah terjadi pada 12 Mei dan 27 Mei.

Lokasi rawan ada di Jalan DI Panjaitan, Simpang Mugirejo, Jalan P. Suryanata, Gunung Lingai, Lembuswana, Sempaja, serta akses ke Bandara APT Pranoto. #

Reporter: Wong | Adv

Share Post
Banjir Samarinda
Comments (0)
Add Comment