1bangsa.id, SAMARINDA — Menanggapi pemberitaan yang menyebut Samarinda termasuk lima kota terburuk dalam pengelolaan sampah di Indonesia, Anggota Komisi III DPRD Kota Samarinda, Muhammad Andriansyah, menegaskan bahwa kondisi di lapangan tidak sepenuhnya mencerminkan narasi negatif tersebut. Ia menilai penilaian itu terlalu simplistis dan mengabaikan langkah-langkah perbaikan yang telah dan sedang dijalankan pemerintah kota.
“Faktanya, kita memang masih menggunakan sistem pembuangan terbuka, tapi pemerintah tidak tinggal diam. Ini sedang dalam proses berbenah menuju sistem yang lebih ramah lingkungan,” ujarnya saat diwawancarai awak media, Selasa (1/7/2025).
Politisi Fraksi Demokrat ini menjelaskan bahwa peralihan sistem pengelolaan sampah membutuhkan waktu dan perencanaan yang matang. Pemkot, kata dia, tengah menyiapkan studi kelayakan, kajian lingkungan, serta perencanaan infrastruktur sebagai fondasi menuju pengelolaan sampah yang modern.
“Pembangunan insinerator dan sistem pengelolaan berbasis kecamatan adalah langkah awal yang sudah dirancang,” ucapnya.
Sebagai bentuk pengawasan legislatif, Komisi III DPRD akan segera memanggil Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis untuk mendalami progres pembangunan sistem tersebut. Fokusnya antara lain pada dokumen AMDAL dan strategi pelibatan masyarakat.
“Kita ingin tahu sejauh mana kesiapannya. Jangan sampai gagasan bagus ini terhambat karena kesiapan teknis,” tegas Andriansyah.
Lebih lanjut, ia menyoroti pentingnya peran masyarakat dalam pengelolaan sampah. Salah satu contoh baik yang ia sebutkan adalah inisiatif Bank Sampah Ramli “Sylva Lestari” di RT 32, Pojok Kampung Jawa, Karang Asam Ulu. Di sana, warga rutin memilah sampah rumah tangga dan menyetorkannya secara mandiri.
“Model seperti ini perlu didorong dan direplikasi. Kesadaran warga adalah kunci sukses pengelolaan sampah ke depan,” tambahnya.
Ia pun optimistis, dengan sinergi antara kebijakan pemerintah dan inisiatif masyarakat, pengelolaan sampah di Samarinda bisa meningkat signifikan dalam dua hingga tiga tahun ke depan.
“Kita butuh kolaborasi lintas sektor. Jangan hanya fokus pada kritik, tapi mari kita perkuat komitmen bersama dalam membangun kota yang bersih dan sehat,” tutupnya.
Reporter: Fathur | Editor: Wong | ADV