1BANGSA.ID – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Pemkab Kukar) resmi mendeklarasikan pelaksanaan program Sekolah Pemberdayaan Rakyat (SPR) sebagai langkah lanjutan kerja sama dengan Dewan Kerajinan dan Kebudayaan Berbasis Inovasi (DKKBI) di bawah Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI), serta Institut Pertanian Bogor (IPB).
Deklarasi ini menjadi tindak lanjut dari penandatanganan nota kesepahaman (MoU) sebelumnya, sekaligus menandai dimulainya program pelatihan terpadu di tiga subsektor strategis: peternakan, perikanan, dan pertanian.
Sekretaris Daerah Kukar, Sunggono, menjelaskan bahwa program ini telah menjaring 27 peserta aktif dari tiga kecamatan, yaitu Muara Badak, Loa Kulu, dan Tenggarong Seberang. Setiap subsektor diwakili sembilan orang yang dinilai sudah memiliki usaha dan pengalaman di bidangnya.
“Kami harap SPR ini bisa berjalan lancar dan para petani, nelayan, serta peternak yang ikut bisa menjadi agen perubahan. Mereka bukan hanya mendapatkan ilmu, tapi juga mentransfer ilmunya ke masyarakat sekitar,” ujar Sunggono.
SPR bukan sekadar pelatihan teknis, melainkan juga bertujuan menanamkan jiwa kewirausahaan di bidang pertanian dalam arti luas. Dengan begitu, para pelaku usaha rakyat di sektor primer diharapkan mampu meningkatkan kapasitas produksi sekaligus menjadi pelaku usaha mandiri dan berkelanjutan.
Sunggono juga menekankan pentingnya mendorong partisipasi generasi muda. “Ke depan kami berharap anak-anak muda bisa lebih didorong untuk ikut, agar regenerasi petani dan pelaku usaha rakyat ini terus berlanjut,” tambahnya.
Dengan diluncurkannya SPR, Pemkab Kukar berharap terbentuk komunitas petani, nelayan, dan peternak yang tangguh secara teknis, profesional dalam mengelola usaha, serta berbasis pasar.
Program ini merupakan bagian dari strategi besar Pemkab Kukar dalam mendukung visi Kukar Idaman, khususnya pilar penguatan ekonomi berbasis potensi lokal dan sumber daya manusia unggul. #
Reporter: Wong | Adv