1BANGSA.ID- Forum Ekonomi Kreatif (Ekraf) Balikpapan Utara terus memantapkan persiapan jelang keikutsertaan dalam berbagai event berskala nasional, seperti perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke 45 Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) sekaligus perayaan Hari Kesatuan Gerak (HKG) ke 52 PKK, di Balikpapan Sport and Convention Center pada tanggal 9-11 Juli 2025. Fokus utama diarahkan pada pematangan produk dan strategi pemasaran praktis.
Ketua Forum Ekonomi Kreatif (Ekraf) Balikpapan Utara, Riswahyuni, menyebutkan bahwa para pelaku UMKM umumnya telah memiliki produk unggulan masing-masing. Hanya tinggal menyesuaikan dengan kebutuhan dan karakter pengunjung dalam pameran berskala besar.
“Persiapan kami lebih ke penguatan produk. Yang ditampilkan tetap yang benar-benar khas Balikpapan. Untuk kerajinan misalnya manik-manik dan batik Saho, sementara untuk kuliner ada amplang, nastar nanas, dan keripik buah,” ujar Yuni, sapaan akrabnya, Senin (30/6/2025).
Salah satu strategi yang kerap diterapkan adalah sistem titip jual, terutama untuk produk makanan. Hal ini dilakukan karena tidak semua pelaku UMKM bisa menjaga stand secara penuh selama event berlangsung.
“Biasanya produk makanan cukup dititip saja. Hanya pelaku usaha kerajinan seperti kain atau manik-manik yang ikut menjaga stand agar bisa menjelaskan langsung kepada calon pembeli,” ungkapnya.
Produk-produk kerajinan seperti batik Saho dan manik-manik dari pengrajin Zaida dipastikan menjadi bagian dari andalan. Keduanya telah dikenal sebagai ciri khas kerajinan Balikpapan yang selalu menarik perhatian pengunjung, terutama dari luar daerah.
“Kalau manik dan kain itu pasti dicari pengunjung luar kota. Karena sudah jadi identitas daerah, apalagi batik Saho yang punya ciri khas tersendiri,” tambah Yuni.
Dari sisi pengemasan dan tampilan, Forum Ekraf Balut juga sudah memiliki atribut lengkap seperti roll banner UMKM dan seragam penjaga stand. Meskipun tidak ada persiapan khusus yang rumit, mereka tetap memperhatikan estetika presentasi booth.
Pengaturan stok produk, terutama makanan basah, dilakukan dengan lebih selektif agar tidak merugikan pelaku usaha jika barang tidak laku. Produk yang ditampilkan di stand pun dijaga jumlahnya agar tetap segar dan menarik.
“Kalau makanan basah, kami batasi. Kami display sedikit dulu, kalau kurang baru ditambah. Jangan sampai ada yang tidak laku dan akhirnya merugi,” jelasnya.
Menargetkan omzet harian di atas Rp50 juta untuk setiap event nasional, Forum Ekraf Balikpapan Utara optimistis capaian itu bisa diraih. Pengalaman dari event-event sebelumnya seperti APEKSI dan pameran nasional lainnya menjadi modal perhitungan yang realistis.
Dengan pendekatan kolaboratif, strategi distribusi yang fleksibel, serta mengusung kekayaan budaya lokal, UMKM Balikpapan Utara terus berupaya tampil maksimal dalam setiap kesempatan promosi produk daerah. #
Reporter: Niken | Editor: Wong