Share Post

Atasi 35 Titik Banjir Samarinda Anggota DPRD Dorong Ada Pintu Air

1BANGSA.ID — Pemerintah Kota Samarinda bersama DPRD terus berupaya mencari solusi permanen untuk mengatasi masalah banjir yang setiap tahun menenggelamkan puluhan kawasan permukiman padat di ibu kota Kalimantan Timur.

Salah satu langkah strategis yang kini tengah digodok adalah pembangunan pintu air di Sungai Karang Mumus dan normalisasi dua sungai utama, Mahakam dan Karang Mumus. Kebijakan ini diharapkan mampu mengatasi 35 titik rawan banjir di Kota Samarinda, yang tersebar di Kecamatan Samarinda Ulu, Samarinda Ilir, Sungai Pinang, serta beberapa kawasan di Kecamatan Samarinda Kota.

Anggota Komisi III DPRD Samarinda, Yusrul Hana, menegaskan bahwa rencana pembangunan pintu air ini telah masuk dalam program jangka panjang Pemerintah Kota.

“Ada dorongan kuat dari DPRD untuk memastikan penanganan banjir tidak bersifat sementara,” kata Yusrul kepada Wartawan di kantornya, Senin (23/6/2025).

Pintu air tersebut dirancang dengan teknologi serupa yang diterapkan di kawasan Pantai Indah Kapuk, Jakarta. Fungsinya ganda: mencegah intrusi air sungai ketika pasang dan memastikan air hujan tetap bisa dialirkan keluar Sungai Karang Mumus.

“Prinsipnya adalah mencegah air masuk tanpa menghalangi air keluar. Jadi pengendalian tetap optimal dua arah,” tambah Yusrul.

Rencana ini bukan tanpa tantangan. Anggaran yang dibutuhkan diperkirakan mencapai Rp600 hingga Rp700 miliar. Menyadari keterbatasan kemampuan APBD, Pemkot pun telah mengajukan dukungan pembiayaan ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

“Tidak mungkin ini hanya ditangani daerah. Harus lintas sektor dan lintas anggaran,” jelasnya.

Selain pintu air, normalisasi sungai juga jadi perhatian serius karena sedimentasi dan penyempitan badan sungai semakin memperparah banjir musiman. Catatan BPBD menunjukkan, beberapa kawasan langganan banjir seperti Jalan Dr Soetomo, Jalan PM Noor, dan kawasan Gunung Lingai hingga kini kerap terendam saat hujan deras.

DPRD pun menegaskan, program ini tidak boleh berhenti hanya pada tataran wacana atau sekadar janji politik.

“Kita ingin ini jadi program prioritas yang berkelanjutan. Perencanaan teknis harus dibarengi komitmen politik dan pengawalan anggaran yang kuat,” tutup Yusrul. #

Editor: Wong | Adv

Share Post
Leave A Reply

Your email address will not be published.