
1BANGSA.ID-Kondisi saluran irigasi di sejumlah desa di Kecamatan Kota Bangun Darat, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), masih menjadi persoalan utama yang dihadapi petani. Sebagian saluran sudah tertutup atau rusak, sementara sebagian lainnya masih berfungsi dengan baik.
Koordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Kota Bangun dan Kota Bangun Darat, Iffan Manosa, menjelaskan bahwa permasalahan irigasi paling sering terjadi di Desa Sarinadi. Saat musim hujan, banjir kerap melanda sawah akibat limpasan air dari kawasan hutan tanaman industri di bagian hulu.
“Kalau hujan deras, air dari atas langsung mengalir ke sawah. Tapi banjirnya biasanya tidak lama, dua sampai tiga hari sudah surut,” ujarnya, Selasa (9/9/2025).
Iffan menilai, perbaikan jaringan irigasi menjadi kebutuhan mendesak agar petani bisa mengelola lahan dengan lebih maksimal. “Perlu ada penambahan dan perbaikan saluran supaya air bisa dikendalikan dengan baik,” tambahnya.
Selain masalah irigasi, petani juga menghadapi penurunan luas lahan produktif akibat alih fungsi. Beberapa lahan sawah diketahui telah beralih menjadi kebun sawit, sementara di Desa Wonosari, sebagian area pertanian terdampak limbah batu bara sehingga tidak lagi layak ditanami.
Menurut Iffan, kombinasi persoalan irigasi, banjir musiman, dan alih fungsi lahan berpotensi menekan produktivitas pertanian di wilayah Kota Bangun Darat. Ia berharap pemerintah daerah memberikan perhatian lebih terhadap perbaikan infrastruktur pertanian sekaligus menjaga keberlanjutan lahan sawah yang masih ada.
AR | Wong