Harga Batu Bara Global Bergejolak, Dirut PT Bara Kaltim Sejahtera Dorong Diversifikasi Ekonomi Daerah

1BANGSA.ID — Fluktuasi harga batu bara global dan kebijakan ekspor yang semakin ketat berdampak signifikan terhadap sektor pertambangan di Kalimantan Timur.
Namun, di tengah gejolak pasar tersebut, Direktur Utama PT Bara Kaltim Sejahtera (BKS), Nidya Listyono, menegaskan bahwa kondisi ini harus menjadi momentum transformasi ekonomi daerah, agar tidak terus bergantung pada sumber daya alam (SDA) semata.

“Kalau bicara dampak, jelas sangat terasa. Harga acuan batu bara hari ini sangat fluktuatif. Pelaku tambang pasti merasakannya — baik dari sisi biaya produksi maupun penjualan,” ujar Nidya saat ditemui di Kantor Gubernur Kalimantan Timur, Sabtu (1/11/2025).

Sebagai salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, PT Bara Kaltim Sejahtera (BKS) memegang peran penting dalam menopang Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Meskipun pasar batu bara dunia tengah bergejolak, kontribusi BKS terhadap PAD tetap signifikan dan bahkan meningkat dibanding tahun sebelumnya.

“Kalau bicara PAD, kontribusi Bara Kaltim masih cukup besar. Tahun ini kami menargetkan setoran sekitar 70 persen dari total pendapatan, atau kurang lebih Rp26 hingga Rp29 miliar.

Tahun lalu hanya sekitar 55 persen, jadi ada peningkatan cukup signifikan,” jelas Nidya.

Selain itu, BKS juga memperoleh pendapatan tambahan dari dividen saham sebesar 20 persen di PT Mahakam Sumber Jaya (MSJ), salah satu perusahaan tambang batu bara di Kaltim.

“Kalau dari hasil dividen, rata-rata per tahun kami menerima Rp70 hingga Rp80 miliar. Tapi saya pikir, ke depan Bara Kaltim harus mulai punya unit bisnis baru, tidak hanya bergantung pada tambang batu bara,” tambahnya.

Dorong Diversifikasi dan Kemandirian Ekonomi

Nidya menegaskan bahwa pemerintah daerah melalui Gubernur H. Rudy Mas’ud dan Wakil Gubernur Seno Aji telah memberikan arahan agar BUMD di Kaltim tidak bergantung hanya pada sektor batu bara, tetapi mulai melakukan diversifikasi usaha di sektor lain.

“Arahan Pak Gubernur dan Wagub sangat jelas: Kaltim tidak boleh hanya bertumpu pada SDA.

Kita punya potensi lain — di sektor industri pengolahan, energi terbarukan, logistik, hingga jasa perdagangan. Itu yang akan kita kembangkan ke depan,” tegasnya.

Menurutnya, langkah diversifikasi bukan sekadar strategi bisnis, tetapi juga bentuk tanggung jawab daerah dalam membangun ekonomi berkelanjutan dan berkeadilan.

“Batu bara memang masih jadi tulang punggung, tapi tidak akan selamanya.

Maka BUMD seperti BKS harus jadi motor penggerak untuk menciptakan sumber pendapatan baru bagi daerah,” ujarnya.

Menjajaki Sektor Energi dan Mineral Baru

Dalam jangka menengah, BKS mulai memetakan peluang investasi di sektor pertambangan mineral bukan logam, serta proyek-proyek energi dan logistik yang memiliki prospek jangka panjang.

Upaya ini diharapkan dapat memperkuat struktur ekonomi daerah dan menekan risiko ketergantungan pada batu bara.

“Batu bara tetap berjalan, tapi kami sedang menyiapkan bisnis baru.

Kami tidak mau hanya menjadi penerima dividen, tapi ingin menjadi pelaku aktif yang punya unit usaha produktif,” jelasnya.

Meski industri pertambangan sedang menghadapi tekanan dari harga global dan perubahan kebijakan ekspor, Nidya tetap optimistis bahwa BKS dapat bertahan dan berkembang.

Kuncinya, kata dia, adalah tata kelola yang baik, sinergi dengan pemerintah daerah, serta semangat bertransformasi.

“Kami tetap optimis. Dengan tata kelola yang baik, kolaborasi, dan semangat beradaptasi, BKS akan terus menjadi BUMD andalan sekaligus contoh bagaimana perusahaan daerah mampu berubah di tengah tantangan global,” pungkasnya.

Tentang PT Bara Kaltim Sejahtera (BKS)

PT Bara Kaltim Sejahtera merupakan BUMD milik Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur yang berfokus di bidang pertambangan batu bara dan investasi energi.

Selain menjadi kontributor utama PAD melalui dividen dan bagi hasil, BKS juga aktif menjalin kerja sama strategis dengan berbagai perusahaan tambang, termasuk PT Mahakam Sumber Jaya (MSJ).

Perusahaan ini kini tengah mempersiapkan diversifikasi bisnis menuju sektor energi baru terbarukan (EBT) dan industri hilir batu bara untuk mendukung visi ekonomi hijau Kalimantan Timur.

HADRIYANI | CHARLE

Leave A Reply

Your email address will not be published.