1BANGSA.ID — Provinsi Kalimantan Timur kembali mencatat sejarah baru dalam dunia industri nasional. PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) resmi memulai pembangunan pabrik soda ash pertama di Indonesia melalui seremoni groundbreaking yang digelar di Kawasan Industri Bontang, Jumat (31/10/2025).
Pabrik ini dirancang memiliki kapasitas produksi 300 ribu metrik ton per tahun, sekaligus menjadi tonggak penting dalam mewujudkan kemandirian industri kimia nasional.
Proyek ini juga akan memanfaatkan 170 ribu ton CO₂ sebagai bahan baku — sejalan dengan prinsip ekonomi sirkular dan industri hijau yang digalakkan pemerintah.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Kalimantan Timur, Ir. Bambang Arwanto, M.T., mewakili Gubernur H. Rudy Mas’ud, menegaskan bahwa proyek ini bukan hanya investasi besar, tetapi juga momentum penting dalam transformasi ekonomi Kalimantan Timur menuju pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
“Pembangunan industri tidak hanya berorientasi pada angka produksi, tapi juga harus menyentuh kehidupan masyarakat,” ujar Bambang dalam sambutannya di lokasi acara.
Ia menekankan bahwa setiap investasi yang masuk ke Kaltim harus memiliki nilai keberlanjutan, tidak semata mengejar keuntungan ekonomi, tetapi juga memperhatikan dampak sosial dan ekologis.
“Kita ingin investasi di Kalimantan Timur tidak hanya tumbuh secara ekonomi, tetapi juga memberi manfaat bagi masyarakat sekitar dan menjaga kelestarian alam,” tegasnya.
Dorong Pertumbuhan Ekonomi dan Lapangan Kerja
Menurut Bambang, kehadiran pabrik soda ash ini akan memperkuat posisi strategis Kaltim dalam rantai pasok industri kimia nasional, sekaligus menjadi penopang pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dan kawasan industri lainnya di wilayah tersebut.
“Kaltim kini menjadi episentrum pembangunan nasional. Karena itu, setiap proyek besar seperti ini harus membawa dampak sosial, membuka lapangan kerja, dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia daerah,” jelasnya.
Pemerintah Provinsi Kaltim juga berkomitmen untuk terus menciptakan iklim investasi yang sehat dengan mempercepat proses perizinan, memperkuat infrastruktur, serta menjamin keamanan dan kenyamanan investor.
Namun, Bambang mengingatkan agar perusahaan industri tetap memprioritaskan tenaga kerja lokal serta berperan aktif dalam meningkatkan kompetensi SDM daerah.
“Kami ingin industri tumbuh, tapi manusia dan alam Kaltim juga ikut maju. Karena pembangunan sejati itu adalah yang berkeadilan, berkelanjutan, dan berkeadaban,” tambahnya.
Pabrik Strategis untuk Kurangi Ketergantungan Impor
Pabrik Soda Ash milik PT Pupuk Kaltim menjadi proyek strategis nasional karena produk soda ash merupakan bahan baku utama bagi berbagai industri — mulai dari kaca, deterjen, tekstil, hingga farmasi.
Selama ini, Indonesia masih bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan soda ash nasional.
“Kehadiran pabrik ini akan mengubah itu semua. Kalimantan Timur akan menjadi center of excellence dalam produksi soda ash, dan Indonesia bisa melangkah lebih kokoh dalam mewujudkan kedaulatan industrinya,” tutur Bambang.
Ia juga menyebut langkah PT Pupuk Kaltim sebagai bentuk nyata inovasi dan keberanian industri nasional dalam menjawab tantangan global.
“Pupuk Kaltim telah menjadi teladan. Kita berharap semangat seperti ini bisa menjadi inspirasi bagi BUMN dan sektor swasta lainnya di Bumi Etam,” ujarnya.
Pabrik soda ash PKT dirancang menggunakan teknologi rendah emisi yang memanfaatkan karbon dioksida (CO₂) dari proses industri sebagai bahan baku utama.
Langkah ini mendukung target pemerintah untuk mengurangi emisi karbon dan mempercepat transisi energi bersih di sektor industri nasional.
Proyek ini juga diproyeksikan akan menyerap ratusan tenaga kerja lokal, baik di tahap konstruksi maupun operasional, serta menciptakan efek ekonomi berganda bagi masyarakat sekitar kawasan industri Bontang.
Transformasi Ekonomi Hijau Kalimantan Timur
Bambang menutup sambutannya dengan menegaskan bahwa pembangunan pabrik soda ash ini menjadi simbol nyata transformasi ekonomi Kalimantan Timur — dari daerah penghasil sumber daya mentah menjadi pusat industri bernilai tambah tinggi dan berdaya saing global.
“Momentum ini harus menjadi semangat baru bagi Kaltim untuk melangkah menuju ekonomi hijau dan berkelanjutan. Kalau semua pihak, baik pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat berjalan bersama, cita-cita menjadikan Kaltim maju bukan sekadar slogan,” pungkasnya.
HADRIYANI | CHARLE