Wabup Mahyunadi: Pelas Tanah ke-10 Jadi Perekat Persatuan dan Refleksi Arah Pembangunan Kutai Timur

1BANGSA.ID – Wakil Bupati Kutai Timur (Kutim) Mahyunadi menegaskan bahwa Pesta Adat Pelas Tanah ke-10 memiliki makna strategis, tidak hanya sebagai perayaan budaya, tetapi juga sebagai momentum mempererat persatuan masyarakat sekaligus refleksi arah pembangunan daerah ke depan. Hal tersebut disampaikannya saat membuka secara resmi Pelas Tanah di Lapangan STQ Sangatta, Jumat malam, 5 Desember 2025, yang dihadiri ribuan warga dari berbagai latar belakang etnis.

Pembukaan perayaan ditandai dengan prosesi pemotongan tumpeng oleh Wakil Bupati sebagai simbol dimulainya rangkaian ritual adat Pelas Tanah yang telah berlangsung sejak 3 Desember 2025. Tradisi Pelas Tanah yang dikenal sebagai bentuk sedekah bumi ini dimaknai sebagai ungkapan rasa syukur atas limpahan rezeki sekaligus doa bersama untuk keselamatan dan keberkahan seluruh wilayah Kutai Timur.

Dalam sambutannya, Mahyunadi juga mengajak masyarakat Kutai Timur untuk mendoakan warga yang terdampak bencana di sejumlah daerah di Sumatera. Ia menekankan bahwa Pelas Tanah bukan sekadar seremoni kebudayaan, melainkan wahana pemersatu di tengah keberagaman masyarakat Kutai Timur.

“Pelas Tanah adalah doa kolektif seluruh masyarakat. Dari sinilah terlihat kekuatan Kutai Timur sebagai daerah yang menjunjung tinggi persatuan dalam keberagaman,” ujar Mahyunadi.

Pada kesempatan tersebut, Wakil Bupati menyampaikan apresiasi kepada panitia pelaksana serta seluruh elemen masyarakat yang telah berperan menyukseskan rangkaian kegiatan adat, mulai dari prosesi ngenjong, penyembelihan sapi, hingga ritual berpelas di sejumlah titik penting, termasuk di lingkungan Kantor Bupati Kutai Timur.

Lebih lanjut, Mahyunadi menegaskan pentingnya menjadikan budaya sebagai salah satu pilar pembangunan jangka panjang, terutama dalam menghadapi transisi ekonomi pasca-pertambangan batu bara. Menurutnya, ketika ketergantungan terhadap sumber daya alam berkurang, sektor budaya dapat menjadi daya tarik utama daerah.

“Budaya akan menjadi kekuatan baru Kutai Timur, baik sebagai destinasi wisata budaya maupun pusat industri kreatif,” jelasnya.

Selain isu kebudayaan, Wabup Mahyunadi juga memaparkan sejumlah program pembangunan daerah, di antaranya perbaikan sistem drainase koridor Jalan APT Pranoto–Eri Suparjan serta rencana pembangunan akses penghubung Rantau Pulung–Sangatta melalui skema tahun jamak 2026–2027. Ia mengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam mengawasi pembangunan melalui kanal pengaduan resmi yang disediakan pemerintah daerah.

Terkait sektor ketenagakerjaan, Mahyunadi kembali menegaskan komitmen Pemerintah Kabupaten Kutai Timur dalam menegakkan Peraturan Daerah penyerapan minimal 80 persen tenaga kerja lokal, khususnya menjelang rencana operasional PT Ithaca di Kecamatan Busang pada 2026 yang diperkirakan membuka peluang kerja bagi sekitar 13 ribu tenaga kerja.

Sementara itu, Ketua Panitia Pelas Tanah ke-10, Roni Kadik, menyampaikan bahwa rangkaian perayaan adat tahun ini diisi dengan beragam kegiatan hingga penutupan pada 6 Desember 2025. Kegiatan tersebut meliputi hiburan rakyat, senam jumba ibu-ibu, penampilan Kresna Band Polres Kutim, serta kehadiran artis Pantura Ratna Antika sebagai bintang utama.

 

NURD | LE | ADV

Leave A Reply

Your email address will not be published.