Share Post

Keanekaragaman Hayati di Kukar Paling Tinggi di Kaltim

1BANGSA.ID–Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan salah satu wilayah dengan tingkat keanekaragaman hayati tertinggi di Kalimantan Timur.

Di mana Kutai Kartanegara memiliki 15 tipe ekosistem utama yang tersebar dari hutan tropis dataran rendah, hutan rawa gambut, kawasan riparian (area atau zona yang terletak di sepanjang tepi sungai, danau, atau badan air lainnya-red) Sungai Mahakam, hingga ekosistem mangrove dan danau paparan banjir.

Berdasarkan profil Keanekaragaman Hayati Kutai Kartanegara (2021), teridentifikasi sedikitnya 309 jenis flora, 205 jenis satwa liar, serta khadira spesies endemik dan dilindungi seperti Orang utan Kalimantan (Pongo pygmaeus morio), Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris), Bekantan (Nasalis larvatus), Rangkong badak, dan berbagai jenis anggrek hutan

Demikian dikemukakan Sekretaris Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Sunggono, saat membuka rapat perdana Rencana Induk Pengelolaan Keanekaragaman Hayati (RIP Kehati) Kutai Kartanegara tahun 2025–2029 di ruang Bengkirai Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kukar, Kamis (17/7/2025) mewakili Bupati Kutai Kartanegara.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut di antaranya Asisten I Setdakab Kukar Akhmad Taufik Hidayat, Sekretaris DLHK Kukar M Taufik.

Menurut Sunggono, rapat penyusunan RIP Kehati Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2025–2029, dilaksanakan dengan maksud dan tujuan menyamakan persepsi seluruh pemangku kepentingan, mengenai arah pembangunan keanekaragaman hayati yang berkelanjutan di Kabupaten Kutai Kartanegara.

Dijelaskan Sunggono ruang lingkup, tahapan, serta jadwal penyusunan dokumen RIP Kehati secara komprehensif dan terstruktur. Serta mengidentifikasi dan melengkapi kebutuhan data dan informasi dasar yang relevan sebagai bahan penyusunan RIP Kehati secara partisipasi dan berbasis eviden.

Di mana dalam penyusunannya dilakukan oleh tim penyusun yang terdiri dari perangkat pusat, provinsi dan kabupaten, perguruan tinggi, LSM, serta tim tenaga ahli dan profesional dibidang biodiveristy.

Potensi kehati perairan di Kutai Kartanegara juga tidak kalah penting. Kawasan Danau Kaskade Mahakam yang terdiri dari Danau Semayang, Danau Melintang dan Danau Jempang, merupakan sistem danau paparan banjir yang sangat dinamis dan produktif.

Di mana menurut Sunggono, berdasarkan studi DLHK Provinsi Kalimantan Timur tahun 2022 mencatat kehadiran 86 spesies ikan air tawar, 125 spesies burung, serta ratusan jenis tumbuhan air dan riparian yang menopang fungsi ekologi dan ekonomi masyarakat sekitar.

Ekosistem tersebut menurutnya menjadi tempat berkembang biak alami bagi ikan-ikan khas Kalimantan seperti baung, belida, toman, dan papuyu.

Vegetasi terapung seperti kumpai dan eceng gondok berperan sebagai pelindung larva dan pakan alami bagi biota air.

”Di Mahakam tengah, penelitian yang dilakukan oleh Loka Riset Perairan Umum dan Penyuluhan Perikanan (KKP) juga menunjukkan bahwa kawasan ini tetap menunjukkan status ekosistem yang produktif,” kata Sunggono.

Dikatakan Sunggono, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara telah menyusun profil keanekaragaman hayati pada tahun 2020, sebagai langkah awal untuk mengidentifikasi potensi dan tantangan kehati di wilayahnya.

Dokumen tersebut menjadi pijakan penting dalam mengenali karakteristik ekosistem, spesies prioritas, dan tekanan lingkungan yang dihadapi.

Sebagai tindak lanjut dari penyusunan profil tersebut, maka disusunlah Rencana Induk Pengelolaan Keanekaragaman Hayati (RIP Kehati) sebagai dokumen perencanaan strategis lima tahunan.

”Dokumen ini memiliki manfaat utama untuk mewujudkan pelestarian keanekaragaman hayati dan pengembangan nilai manfaatnya secara berkelanjutan, sekaligus menjadi dasar bagi pengelolaan kehati secara terpadu di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara,” lanjut Sunggono.

Di tengah transformasi besar-besaran Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai mitra wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN), penyusunan RIP Kehati menjadi semakin mendesak. Tanpa perencanaan kehati yang kuat, pembangunan ekonomi dapat mempercepat kerusakan sumber daya alam yang menjadi basis keberlanjutan wilayah Kutai Kartanegara.

”Sebaliknya, dengan RIP Kehati yang berbasis sains, partisipasi, dan terintegrasi, Kutai Kartanegara dapat memastikan bahwa pembangunan yang dijalankan akan tetap menjaga integritas ekologis, melindungi spesies prioritas, serta memberi manfaat ekologis dan sosial yang berkelanjutan bagi generasi mendatang,” tegas Sunggono.#

Editor: Hoesin KH

Share Post
Leave A Reply

Your email address will not be published.