Angka Stunting Kutai Timur Turun Signifikan, DPPKB Perkuat Kolaborasi dan Program Cap Jempol Stop Stunting

1BANGSA.ID – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur terus menunjukkan komitmen kuat dalam menekan angka stunting. Hal tersebut ditegaskan oleh Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutai Timur, Achmad Junaidi, saat konferensi pers pada kegiatan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) di Hotel Royal Victoria Sangatta, Selasa (18/11/2025).

Achmad Junaidi mengungkapkan, berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) dan Survei Gizi Indonesia (ZGI) Kementerian Kesehatan RI tahun 2024, prevalensi stunting di Kutai Timur mengalami penurunan yang signifikan.

“Angka stunting Kutai Timur turun dari 29 persen pada tahun 2024 menjadi 20,6 persen pada tahun 2025,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa percepatan penurunan stunting tidak dapat dilakukan secara parsial, melainkan membutuhkan keterlibatan seluruh pemangku kepentingan. Kolaborasi lintas sektor antara organisasi perangkat daerah (OPD), pemerintah desa, camat, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan, hingga media dinilai menjadi kunci keberhasilan program yang berkelanjutan.

Dalam kesempatan tersebut, Junaidi juga memperkenalkan program unggulan DPPKB Kutai Timur, yakni Gerakan Cap Jempol Stop Stunting. Program ini mengedepankan pendekatan jemput bola dengan pendampingan langsung ke lapangan oleh tim per zona atau kecamatan, menggantikan pola kegiatan terpusat.

Ia menambahkan, fokus utama DPPKB saat ini adalah meningkatkan akurasi pendataan keluarga berisiko stunting. Peran Tim Pendamping Keluarga (TPK) dinilai sangat strategis dalam melakukan pendataan, verifikasi, dan pendampingan langsung berbasis aplikasi elektronik.

“TPK akan dibekali pelatihan IT agar mampu mengunggah data sesuai kondisi lapangan melalui ponsel dan terbaca secara nasional. Ini untuk menghindari kesalahan data seperti yang sering terjadi sebelumnya,” ungkapnya.

Menurut Junaidi, kualitas data menjadi fondasi utama dalam penanganan stunting. Data yang tidak akurat berpotensi menghambat intervensi dan tidak mencerminkan kondisi riil di lapangan.

Dalam waktu dekat, DPPKB Kutai Timur juga berencana menggandeng perusahaan besar seperti KPC dan DSN untuk melihat pemetaan data keluarga berisiko stunting berbasis by name by address. Data tersebut diharapkan dapat menjadi acuan penyaluran program Corporate Social Responsibility (CSR) agar lebih tepat sasaran, seperti penyediaan akses air bersih dan intervensi dasar lainnya.

Selain itu, DPPKB Kutai Timur turut meluncurkan podcast resmi sebagai media sosialisasi program, khususnya terkait pencegahan dan penanganan stunting. Media ini diharapkan menjadi ruang kolaborasi lintas sektor sekaligus sarana edukasi masyarakat mengenai pentingnya gizi, pola asuh, dan peran keluarga.

Junaidi juga menekankan peran strategis media dalam mendukung percepatan penurunan stunting melalui penyebaran informasi yang edukatif dan konstruktif kepada masyarakat.

Melalui penguatan kolaborasi, peningkatan kualitas data, serta inovasi program berkelanjutan, Pemerintah Kabupaten Kutai Timur optimistis target penurunan stunting dapat tercapai secara lebih cepat dan merata.

NURD | LE | ADV

Leave A Reply

Your email address will not be published.