JAKARTA: Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara telah menetapkan sektor pertanian, perkebunan dan perikanan sebagai penopang pembangunan di masa datang, sehingga ketiga pilar terus mendapat perhatian, tanpa mengecualikan sektor yang lain, dan untuk mendukung percepatan di sektor perikanan, Pemkab Kukar beraudiensi dengan BPH Migas di Jakarta, Rabu (15/11/2023) lalu, dipimpin Wakil Bupati Kukar Rendi Solihin.
Dalam pertemuan tersebut Rendi menjabarkan dalam RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) 2021-2026, bahwa Pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN) di Sentra-sentra nelayan sudah harus ada dan siapa melayani kebutuhan nelayan dalam beroperasi, apalagi Kukar merupakan kabupaten yang memiliki jumlah nelayan terbanyak di Provinsi Kaltim.
Rendi menjelaskan Kukar saat ini mempunyai permasalahan yang cukup serius dihadapi, yakni ketersediaan subsidi bahan bakar.
“Setiap kali melakukan kunjungan di beberapa titik di wilayah Kutai Kartanegara, khususnya di wilayah pantai yang selalu jadi keluhannya adalah ketersediaan bahan bakar,” kata Rendi Solihin.
Ditambahkan Rendi Solihin, saat ini Pemda Kukar mempunyai program untuk meningkatkan sumber daya pertanian dalam arti luas, termasuk perikanan di dalamnya, sehingga selaras dengan program RPJMD yang ada, ada program Kukar Idaman, dimana dalam program tersebut Pemda Kukar telah memberikan bantuan kepada para petani dan nelayan produktif.
“Alhamdulillah tidak perlu menunggu sampai tahun 2026, sampai tahun 2023 ini, sejak kami dilantik, sebanyak 25 ribu nelayan produktif sudah kami penuhi dengan memberikan bantuan- bantuan berupa mesin, alat tangkap nelayan dan lain sebagainya,” papar Rendi Solihin.
Rendi berharap tahun 2024 mendatang BPH Migas bisa memenuhi kebutuhan bahan bakar untuk nelayan yang berada di 3 kecamatan yakni Samboja, Muara Jawa dan Sangasanga.
Hampir semua masyarakat di sana, untuk mendapatkan bahan bakar tersebut sangat sulit dan mereka membeli bahan bakar yang mereka perlukan selama ini mereka membelinya dari Samarinda atau di Balikpapan.
Dikatakan Rendi Kecamatan Samboja sebagai daerah penghasil terbesar di bidang perikanan, di sana pihaknya akan membangun Tempat Pelelangan Ikan (TPI) pada saat ini ada 2 fungsi, tetapi untuk sementara menjadi pelelangan ikan.
Sementara itu Perwakilan dari BPH Migas Sentot Harijady menjelaskan untuk mengajukan kebutuhan bahan bakar di daerah, di tahun 2024 perlu mengajukan kebutuhannya.
Tentunya untuk selanjutnya kami lakukan berapa kuota yang diprioritaskan tidak hanya berdasarkan kebutuhan saja, karena keterbatasan.
“Jadi itu nanti akan kami bagi berdasarkan data pemerintah daerah. Jadi selama ini untuk realisasi pemenuhan kebutuhan yang diperlukan belum terdata sehingga penyediaan kuota khusus yang diberikan berdasarkan data–data yang masuk,” jelas Sentot Harijady.
Turut mendampingi dalam audiensi tersebut Camat Samboja Darat M Damsik, Camat Muara Jawa Syafruddin, Camat Sangasanga M Dachriansyah, Lurah Kuala Samboja serta staf Dinas Kelautan dan Perikanan Kukar.#Adv/hkh