1BANGSA.Id-Serbuan hama tikus di 3 wilayah kecamatan di Sebulu, Muara Kaman, dan Tenggarong Seberang, menyebabkan petani yang ada di wilayah tersebut mengeluh dan mengalami gagal panen.
Gagalnya panen di tiga wilayah kecamatan itu diungkapkan anggota DPRD Kutai Kartanegara Agustinus Sudarso, di ruang kerjanya pekan lalu.
Agustinus Sudarso mendapatkan laporan dari masyarakat petani bahwa beberapa lokasi persawahan gagal panen imbas diserang hama tikus.
“Saya mendapatkan keluhan dari petani, mereka alami gagal panen karena diserang hama tikus,” ucap Agustinus, legislator dari Dapil Tenggarong Seberang, Sebulu dan Muara Kaman.
Produksi padi para petani di tiga kecamatan itu tidak sesuai dengan harapan.
“Karena diserang hama tikus, panennya dari satu hektare hanya dapat 5-6 karung gabah saja,” ungkap Agustinus Sudarto dan mengaku sudah meminta OPD terkait untuk segera menangani persoalan tersebut.
Sementara itu Sekretaris Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kukar, Tho’at Madkhairudin mengatakan belum menerima laporan soal gagal panen petani karena serangan hama tikus.
“Belum ada anggota yang lapor ke saya, nanti kami akan turun ke lapangan terkait laporan serangan hama tikus,” jelas Tho’at.
Penyebab serangan hama tikus, kata Tho’at, diduga akibat beberapa faktor, seperti areal persawahan yang tidak dibersihkan terkesan berantakan, sehingga membuat tikus mudah bersarang.
“Seharusnya dirutinkan juga dinamika kelompok tani, sehingga perencanaan bertani dalam jumlah besar bisa ditata dengan sebaik mungkin, memperkecil peluang gagal panen padi,” ungkap Tho’at.
Ditambahkan Tho’at, banyak kasus gagal panen padi di Kukar karena faktor irigasi yang tidak memadai. Ketika Pemkab membangun sistem irigasi pertanian yang memadai dan terintegrasi, kelompok tani harus konsentrasi mengelola dan melakukan penataan.
“Gagal panen yang sering terjadi di Kukar karena kekeringan. Sumber air tidak ada. Serta terjadi kebanjiran, akibat limpahan air melebihi batas biasanya,” ujar Tho’at.
Dosen Fakultas Pertanian Unikarta, Prof Ince Raden menyebut terjadi serangan hama tikus berarti ekosistem lingkungan yang mengalami gangguan. Bisa karena alih fungsi lahan. Misalnya ada satu kawasan sedang membuka kawasan baru untuk kepentingan selain pertanian.
“Bisa saja, binatang yang memakan hama tikus semakin berkurang, atau faktor lainnya, migrasi tikus ke areal yang baru karena tempat tinggal lamanya alami gangguan atau faktor cuaca,” kata Ince Raden.
Ince Raden juga mengakui, pengairan pertanian di Kukar sering menjadi kendala. Air Sungai Mahakam yang melimpah tetapi cukup jauh untuk mengairi lokasi pertanian sehingga banyak petani masih mengandalkan sistem pengairan tadah hujan.
“Untungnya, Kukar masih menjadi sentra pangan khususnya beras di Kaltim. 40 persen produksi beras Kukar terdistribusi daerah lain di Kaltim, sedangkan 60 persennya, untuk memenuhi kebutuhan Kukar,” papar Ince Raden.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kukar, Muhammad Taufik, yang dihubungi belum memberi jawaban terkait serangan hama tikus di beberapa titik lokasi persawahan di tiga kecamatan.#
Reporter: Hardin|Editor:Hs Kalhatan|Adv|Distanak Kukar