1BANGSA.ID – Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Loa Kulu, H. Imam Maksun, menyampaikan harapannya agar pemerintah daerah memberikan dukungan lebih besar terhadap pemenuhan sarana dan prasarana pertanian. Dengan luasan lahan yang cukup besar, potensi pertanian di Loa Kulu dinilai belum tergarap optimal karena keterbatasan fasilitas penunjang.
Menurut data KTNA, luas lahan padi sawah di Loa Kulu mencapai 2.821 hektare, sementara hortikultura meliputi 963 hektare dengan komoditas sayur-mayur, buah-buahan, hingga tanaman unggulan lainnya. Seluruh lahan ini dikelola oleh 239 kelompok tani aktif. Namun, Imam menyebut banyak petani masih terkendala sistem irigasi, akses jalan usaha tani, dan keterbatasan alat mesin pertanian (alsintan).
“Keluasan lahan cukup banyak, tapi fasilitas penunjangnya belum mencukupi. Alat pendukung yang terbatas jelas berdampak pada hasil panen,” ujarnya.
KTNA Loa Kulu kini tengah menyusun program kerja jangka menengah dengan fokus pada peningkatan kualitas pascapanen. Imam menekankan bahwa tantangan utama bukan hanya pada proses tanam dan panen, tetapi juga daya saing produk lokal di pasar. “Kami butuh mesin giling, alat pengering, hingga perlengkapan pengemasan. Tanpa itu, produk pertanian kita sulit bersaing dengan produk luar daerah,” tegasnya.
Selain infrastruktur, KTNA juga menyoroti perlunya peningkatan kapasitas SDM petani. Sejumlah kelompok tani disebut masih minim pengetahuan dalam mengoperasikan alat modern dan teknik budidaya efisien. Karena itu, pelatihan dan pendampingan terus dilakukan secara berkelanjutan.
Imam menegaskan bahwa dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah, Loa Kulu berpotensi menjadi salah satu lumbung pangan penting di Kutai Kartanegara.
“Kalau sarana dan prasarana kami terpenuhi, produktivitas bisa meningkat lebih baik. Petani siap bekerja, tinggal fasilitasnya yang perlu diperkuat,” pungkasnya.
Hardin | Wong | Adv