1BANGSA.ID – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) membentuk sebanyak 528 Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang tersebar di 139 desa dan 2 kelurahan pada 18 kecamatan. Pembentukan ratusan tim ini menjadi bagian dari upaya penguatan pendampingan keluarga berbasis wilayah hingga ke tingkat paling bawah.
Kepala DPPKB Kutim Achmad Junaedi menjelaskan, Tim Pendamping Keluarga memiliki peran strategis dalam memetakan kondisi riil keluarga di masyarakat. Tugas utama TPK meliputi kunjungan rumah warga, pemberian edukasi gizi, serta pemantauan perkembangan kesehatan keluarga secara berkala.
Menurut Achmad Junaedi, keberadaan TPK menjadi ujung tombak pemerintah daerah dalam memastikan setiap keluarga, khususnya yang berisiko, memperoleh pendampingan dan intervensi yang tepat. Namun, pelaksanaan tugas di lapangan masih menghadapi sejumlah tantangan, terutama keterbatasan jaringan internet di wilayah pedalaman.
“Terbatasnya jaringan internet atau blank spot di wilayah pedalaman sering kali memperlambat proses input data secara real-time ke sistem aplikasi pusat,” ujarnya.
Untuk mengatasi kendala tersebut, DPPKB Kutim berkomitmen meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) para pendamping melalui pelatihan intensif. Fokus pelatihan diarahkan pada peningkatan kemampuan intervensi keluarga serta penguatan pelaporan berbasis digital, guna menjamin validitas data dan kemandirian kader di lapangan.
“Kami sangat mengapresiasi militansi para pendamping yang bekerja tanpa pamrih hingga ke pelosok. Semangat kerja mereka bukan sekadar mendata, tetapi memastikan setiap keluarga berisiko mendapatkan solusi dan intervensi yang tepat,” pungkas Achmad Junaedi.
Melalui pembentukan dan penguatan Tim Pendamping Keluarga ini, DPPKB Kutai Timur berharap kualitas pendampingan keluarga dapat terus meningkat sebagai bagian dari upaya pembangunan keluarga yang sehat, mandiri, dan sejahtera.
NURD | LE | ADV