TENGGARONG- Akibat terjadinya iklim El Nino yang melanda sebagian provinsi di Indonesia, tak urung membuat pemerintah harus mencarikan jalan keluarnya.
Termasuk persoalan produksi pertanian yang terdampak cukup besar, banyak daerah yang ada mengalami puso, diantaranya Kabupaten Kutai Kartanegara.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kutai Kartanegara, Muhammad Taufik mengakui ada sekitar 200 hektar lahan pertanian padi yang akan mengalami puso atau gagal panen, karena El Nino.
Sedangkan luas lahan pertanian di Kutai Kartanegara mencapai 31.358 hektar dan jumlah produksi padi sebanyak 120.000 ton.
“Meskipun angkanya kecil, tapi tetap saja akan mempengaruhi produksi hasil panen,” kata M Taufik di ruang kerjanya pekan lalu.
Dan untuk mengantisipasi hal itu, lanjut M Taufik, pihak Dinas Pertanian dan Peternakan Kutai Kartanegara, tetap akan menyiapkan cara untuk mengantisipasinya agar tidak terjadi gagal panen, dengan mencari sumber air yang ada di sekitar wilayah tersebut.
“Meskipun sumber air yang ada terbilang kecil, namun diusahakan bisa berfungsi dengan menggunakan pompa air,” tekan M Taufik yang saat peninjauan ke lapangan didampingi aparat Kodim 0906/KKR.
Di sisi lain, Taufik juga berpesan kepada petani yang lahannya terancam kekeringan, untuk melaksanakan koordinasi dengan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL), sehingga bisa segera ditanggulangi atau dicarikan solusi.
“Dengan adanya upaya itu, diharapkan lahan yang kering itu dapat diairi dengan menggunakan pompa air dan lahan petani tidak mengalami gagal panen atau puso,” ujar M Taufik.
Diketahui, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memprediksi mulai bulan Agustus hingga November, Kalimantan Timur dilanda musim kemarau. #
Editor: Husin